Skip to main content

Posts

Showing posts from 2020

Fighting Plastic

Menolak menggunakan kantong plastik (kresek) ketika berbelanja ternyata tidak semudah yang saya pikirkan. Atau setidaknya, tidak mudah ketika baru memulainya. Karena ternyata, harus ada usaha ekstra menolak membawa pulang kantong plastik sehabis berbelanja.  Ini mungkin tidak akan terjadi kalau berbelanja di swalayan atau minimarket. Apalagi beberapa daerah sudah menerapkan larangan penggunaan kantong plastik. Tapi berbeda ceritanya kalau belanja di pasar, warung, atau tukang sayur. Entah ini terjadi juga di kota lain atau tidak, tapi inilah yang saya alami.  Ketika belanja sayur di pasar, sering saya berhadapan dengan penjual yang bersikeras memasukkan belanjaan saya ke kantong plastik meskipun saya sudah menolak. Padahal kalau dipikir bukannya lebih untung di mereka, karena cost untuk membeli kantong plastik akan berkurang. Atau mereka sangat peduli terhadap customernya, takut kerepotan bawa 6 biji bawang bombay tanpa kantong plastik?  Awal-awal belanja di pasar dan bawa wadah plast

Pengalaman Pribadi Stop Media Sosial : Mengapa dan Bagaimana

Tiga aplikasi media sosial yang ada di hp saya adalah Instagram, Twitter, dan Facebook. Untuk Facebook, tidak perlu banyak pertimbangan buat saya menghapus akun secara permanen. Sudah beberapa tahun belakangan saya nggak punya aplikasi nya di hp. Terakhir saya download lagi tujuannya untuk jualan, tapi setelah udah nggak jualan lagi, jarang saya buka.  Instagram, buat saya adalah sumber informasi dan inspirasi. Tidak bisa dipungkiri, hidup sepertinya terpusat di Instagram (atau saya aja yang merasa begini?). Scrolling feed dan explore Instagram buat saya seorang ibu rumah tangga yang tinggal di kota kecil dan nggak punya teman itu seperti jendela dunia. Saya bisa dapat kabar terbaru dari teman, baik yang cukup saya kenal ataupun yang nggak pernah ketemu di kehidupan nyata. Review buku dan film terbaru, banyak saya dapat dari postingan orang di Instagram. Belajar berkebun, ilmu parenting, inspirasi crafting, semuanya ada.  Beda lagi kalau Twitter. Sebenernya saya juga udah lama nggak bu

Digital Minimalism : On Living Better with Less Technology

Setelah saya (secara tidak sengaja) "terekspos" dengan gagasan Cal Newport mengenai quit social media , saya sudah cukup yakin akan berhenti menggunakan media sosial secara aktif. Tapi karena masih ingin mengulik lagi tentang digital minimalism , akhirnya saya baca bukunya. Isi buku ini sangat membuka mata sehingga saya pikir semua orang harus mengetahui dan menerapkan filofosi digital minimalism ini sesegera mungkin. Karena teknologi akan selamanya ada dan terus berkembang dalam hidup kita. Perkembangannya begitu cepat sehingga jika kita tidak take a step back and pause untuk benar-benar berpikir apakah ini baik atau buruk, kita akan terus terbawa arus. Ingat masa-masa awal sosial media? Friendster, Myspace, lalu Facebook, Twitter, Path, sekarang Instagram. Sepertinya sampai kiamat tidak akan ada habisnya. Sudah saatnya kita menentukan, mau terus-menerus mengikuti perkembangan terbaru atau selektif memilih mana yang benar-benar kita butuhkan?  Sepertinya di Indonesia, pembi

Mengapa (setidaknya) Kita Harus Berpikir Untuk Berhenti Menggunakan Media Sosial

Pembahasan mengenai efek buruk dari media sosial mudah ditemukan di berbagai artikel, penelitian, seminar, dll. Sepertinya saya sudah paham dan setuju bahwa media sosial dapat memberikan efek samping yang tidak baik untuk kesehatan fisik dan mental. Tapi itu tidak cukup untuk membuat saya berhenti (atau setidaknya mengurangi) penggunaan media sosial dalam keseharian.  Sampai akhirnya secara tidak sengaja saya menemukan sebuah video Ted Talk oleh Cal Newport berjudul Quit Social Media. Saya menghapus permanen akun facebook dan uninstall instagram segera setelah menonton video tersebut. Cal Newport adalah seorang profesor ilmu komputer yang menulis beberapa judul buku self help, dua diantaranya adalah Deep Work dan Digital Minimalism. Dalam Digital Minimalism, Ia mengutarakan gagasan mengenai bagaimana layanan di smartphone saat ini telah begitu memikat dan membuat ketagihan, sehingga menurunkan kualitas hidup masyarakat. Berikut ini adalah ringkasan mengenai gagasan tersebut, yang saya